
Halo teman-teman!
Pernah gak kamu ngerasa ada iklan yang bahasanya “ngalir banget” — kayak lagi ngobrol santai,
tapi langsung kena di hati dan bikin kamu percaya sama brand-nya?
Nah, itu karena mereka paham cara berbicara ke audiens dengan tone yang tepat.
Dalam dunia Meta Ads, tone of voice bukan cuma soal gaya nulis,
tapi tentang bagaimana brand kamu terdengar dan dirasakan oleh orang yang melihat iklanmu.
Yup, cara bicara menentukan apakah audiens mau klik, skip, atau bahkan unfollow.
1. Apa Itu Tone of Voice dalam Iklan
Tone of voice adalah kepribadian dari cara kamu menyampaikan pesan.
Sama kayak manusia — ada yang serius, ada yang santai, ada yang lucu tapi tetap sopan.
Nah, dalam konteks iklan, tone of voice menentukan:
-
Apakah audiens merasa nyaman atau risih,
-
Apakah pesanmu terasa meyakinkan atau malah kaku,
-
dan yang paling penting: apakah mereka merasa brand kamu relatable.
2. Kenapa Tone Penting di Meta Ads
Meta Ads (Facebook & Instagram) adalah platform yang penuh interaksi sosial.
Artinya, orang gak datang ke sana buat “belanja,” tapi buat bersosialisasi.
Kalau iklanmu bahasanya kayak brosur formal,
audiens langsung geser tanpa pikir dua kali.
Tapi kalau bahasanya terasa seperti “teman yang paham masalah mereka,”
di situlah iklanmu mulai nyantol.
3. Tentukan Kepribadian Brand Kamu
Sebelum menentukan tone, kamu harus tahu dulu:
brand kamu mau terdengar seperti siapa?
Coba pilih 1–2 kata dari tiap kategori ini:
| Aspek | Pilihan Gaya |
|---|---|
| Sikap | Ramah, profesional, tegas, inspiratif |
| Gaya Bahasa | Formal, santai, storytelling, edukatif |
| Energi | Bersemangat, tenang, elegan |
| Fokus Emosi | Empati, percaya diri, lucu, aspiratif |
Contoh:
“Yoshugimedia” bisa punya tone profesional tapi tetap hangat,
cocok buat audiens bisnis online yang ingin belajar Meta Ads tanpa merasa dihakimi.
4. Kenali Audiensmu (Biar Gak Salah Nada)
Audiens mahasiswa dan audiens pemilik bisnis itu beda dunia.
| Target | Tone yang Cocok | Contoh Kalimat |
|---|---|---|
| Mahasiswa / pemula | Friendly & membimbing | “Tenang, semua orang juga pernah bingung di awal. Yuk kita bahas pelan-pelan.” |
| Pebisnis UMKM | Efisien & solutif | “Gak perlu ribet, strategi ini bisa langsung kamu terapkan hari ini.” |
| Perusahaan / korporat | Profesional & strategis | “Pendekatan berbasis data membantu Anda menekan biaya iklan hingga 40%.” |
Dengan menyesuaikan nada bicara, kamu bukan hanya “beriklan”,
tapi berkomunikasi dengan cara yang mereka sukai.
5. Gunakan Bahasa yang Hidup, Bukan Brosur
Hindari kalimat yang terlalu kaku kayak ini:
“Produk ini dibuat dengan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas bisnis Anda.”
Ubah jadi:
“Pengen bisnis jalan lebih cepat tanpa harus kerja dua kali lipat? Yuk, pakai tools ini.”
Perbedaannya kecil, tapi efek emosionalnya besar.
Audiens lebih mudah nyambung dengan kalimat yang terasa alami.
6. Jaga Konsistensi di Semua Materi Iklan
Tone of voice gak cuma berlaku di caption atau video script,
tapi juga di headline, CTA, bahkan balasan komentar.
Contoh buruk:
Iklan santai, tapi CTA-nya kaku banget (“Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.”)
Contoh bagus:
Iklan santai, CTA-nya nyambung (“Yuk, lihat caranya di sini sebelum iklannya boncos lagi.”)
Konsistensi bikin brand kamu punya “suara khas” yang mudah diingat.
7. Tes Tone Melalui Komentar dan Engagement
Kalau audiens banyak komentar positif atau merespons dengan emotikon,
berarti tone kamu berhasil.
Kalau banyak yang skip, diam, atau merasa “gak nyambung,”
mungkin nada bicaramu terlalu jauh dari gaya mereka.
Di Meta Ads, respons audiens adalah kompas tone-mu.
8. Gunakan CTA yang Selaras dengan Nada Bicara
CTA juga harus sesuai dengan tone iklan.
Contoh perbandingan:
| Tone | CTA Biasa | CTA yang Nyambung |
|---|---|---|
| Santai | “Klik di sini untuk mendaftar.” | “Coba dulu, nanti juga ketagihan.” |
| Profesional | “Pelajari lebih lanjut.” | “Lihat strategi data-driven yang kami gunakan.” |
| Empatik | “Gabung sekarang.” | “Biar gak bingung sendirian, yuk belajar bareng di webinar ini.” |
Nah, yang terakhir ini bisa banget kamu pakai untuk ajakan ke webinar Yoshugimedia 👇
👉 Ikuti Webinar Gratis Yoshugimedia
Belajar gimana cara menulis dan berbicara di iklan biar lebih kena di hati audiens.
9. Latih Konsistensi Tone di Setiap Tim atau Konten
Kalau kamu kerja bareng tim, pastikan semua orang ngerti tone brand.
Buat brand voice guideline sederhana berisi:
-
kata yang boleh dan tidak boleh dipakai,
-
contoh gaya kalimat,
-
dan sikap brand terhadap audiens (supportif, optimis, solutif).
Dengan begitu, setiap post, iklan, bahkan reply komentar terasa “satu suara.”
10. Penutup: Bicara dengan Hati, Bukan Sekadar Menjual
Tone of voice bukan cuma teknik, tapi cerminan dari niat brand.
Audiens bisa ngerasain apakah kamu tulus mau bantu,
atau sekadar mau jualan.
Jadi, apapun strategi iklanmu — bicaralah dengan hati.
Karena di dunia yang penuh promosi, kejujuran dan kehangatan tetap menonjol.




Kalau kamu pengen belajar gimana menyusun tone of voice yang konsisten di setiap iklan,
langsung aja gabung ke Webinar Bisnis Online Yoshugimedia
Biar kamu bisa bangun “suara brand” yang bukan cuma terdengar, tapi diingat.








