EPS. 10 – After Launch: Maintenance, Evaluasi, dan Growth Plan
“Launching itu bukan garis akhir, tapi garis start.”
Banyak brand baru merasa misi selesai begitu produk rilis dan ramai dibeli di hari pertama.
Padahal, justru di sinilah perjalanan sesungguhnya dimulai.
1. Banyak Brand Gagal Setelah Launching
Fenomena ini sering banget terjadi:
Hari H meledak, stok ludes, semua senang.
Tapi dua bulan kemudian? Sepi, engagement turun, penjualan menurun.
Masalahnya bukan di produk, tapi di rencana setelah launching yang nggak pernah dibuat.
2. Kalimat Berbahaya
“Saya kira setelah launching semuanya selesai…”
Kalimat ini kelihatannya sepele, tapi banyak bisnis berhenti karena mindset ini.
Padahal, launching cuma satu bab dari buku besar bernama brand journey.
Tanpa maintenance, strategi pasca-launch, dan growth plan yang jelas — hype akan cepat padam.
3. Hari Pertama Meledak, Bulan Pertama Bingung
Awalnya semangat tinggi: posting tiap hari, balas DM, iklan jalan terus.
Tapi setelah itu… mulai bingung.
Apa langkah selanjutnya? Iklan tetap? Ubah konten? Ganti strategi?
Inilah momen penting di mana banyak founder kehilangan arah — bukan karena malas, tapi karena tidak punya peta.
4. Dari Pengalaman 20 Tahun
Yoyo Rupiantono, dengan pengalaman lebih dari dua dekade di dunia digital marketing, berbagi hal penting:
“Brand yang sukses bukan yang paling ramai di launching, tapi yang paling konsisten setelahnya.”
Kuncinya ada di evaluasi, maintenance, dan growth plan.
5. Fokus Setelah Launching
Setelah hype hari H, fokusmu harus bergeser dari promosi ke perawatan dan pembangunan sistem.
-
Konsistensi posting dan campaign
-
Menjaga komunikasi dengan pelanggan
-
Memastikan experience pembeli tetap positif
Karena bisnis yang tumbuh bukan yang paling cepat, tapi yang paling stabil.
6. Sustain Momentum
Setelah launching, jangan berhenti.
Lanjutkan campaign awareness, buat konten yang memperdalam kepercayaan, dan terus rawat komunitasmu.
Audiens yang sudah percaya harus dijaga, bukan ditinggal setelah transaksi pertama.
7. Cek Data dan Evaluasi
Lihat kembali performa:
-
Mana campaign yang efektif
-
Iklan mana yang ROI-nya bagus
-
Copywriting mana yang paling resonate
Dari data itu, kamu bisa perbaiki, ukur, dan ulangi.
Strategi yang dioptimasi terus menerus akan jauh lebih kuat daripada campaign viral satu kali.
8. Growth Bertahap
Setelah sistem berjalan dan data stabil, barulah buka langkah berikutnya:
-
Tambah produk baru
-
Masuk ke channel lain
-
Bangun sistem CRM & loyalty
Jangan buru-buru scale sebelum sistem siap.
Karena growth tanpa fondasi = burnout cepat.
9. Contoh Kasus: Sebuah Kafe
Saat grand opening, ramai banget. Semua datang karena penasaran.
Tapi setelah 2 bulan, siapa yang masih balik?
Yang rasanya konsisten, pelayanannya bagus, dan suasananya nyaman.
Begitu juga dengan brand-mu. Yang membuat orang datang bukan hype, tapi pengalaman.
10. Launching = Garis Start, Bukan Finish
Banyak yang menganggap launching itu “puncak.”
Padahal, launching hanyalah titik awal untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Brand yang sukses bukan yang viral, tapi yang bisa relevan dan bertahan.
11. Sistem Evaluasi & Growth Plan
Inilah kunci untuk:
-
Mengetahui posisi bisnismu sekarang
-
Menentukan langkah strategis ke depan
-
Menjaga momentum agar tetap hidup
Tanpa evaluasi dan perencanaan bertumbuh, bisnis akan jalan di tempat.
12. Belajar Langsung di Yusuki Media
Kalau kamu ingin tahu cara membuat strategi after launch yang konkret —
mulai dari evaluasi, maintenance, hingga growth plan —
tonton langsung pembahasan lengkapnya dari Yoyo Rupiantono di sini 👇
🎥 EPS. 10 – After Launch: Maintenance, Evaluasi, dan Growth Plan
Dan jangan lupa baca artikel sebelumnya 👉
📖 EPS. 9 – Launch Plan: Dari Teaser sampai Grand Launching
Bisnis bukan sprint.
Ini maraton panjang antara konsistensi, perbaikan, dan adaptasi.
Yang bertahan bukan yang paling cepat start, tapi yang paling tekun memperbaiki langkah.


