free stats

EPS. 13 – Mengapa Brand Tanpa Positioning Akan Tenggelam, Meski Produknya Bagus

EPS. 13 – Mengapa Brand Tanpa Positioning Akan Tenggelam, Meski Produknya Bagus

 

“Produk bagus itu penting. Tapi tanpa positioning yang jelas, kamu cuma jadi satu dari ribuan pilihan di scroll orang.”

Banyak brand yang produknya luar biasa —
rasa enak, kemasan mewah, bahkan testimoni bagus.
Tapi sayangnya… tetap tenggelam di tengah pasar yang bising.

Masalahnya bukan di produknya, tapi di positioning.
Karena di era digital, perhatian orang itu mahal banget.


1. Produk Bagus Aja Nggak Cukup

Sekarang bukan soal siapa yang paling bagus,
tapi siapa yang paling diingat dan dipercaya.

Satu scroll aja cukup buat orang lihat kompetitor.
Kalau pesanmu nggak jelas, identitasmu kabur —
brand-mu akan lewat begitu aja di mata audiens.


2. Konsumen Sekarang Lebih Cerdas

Dulu orang beli karena iklan.
Sekarang orang cross-check, baca review, nonton YouTube, dan cek testimoni.

Artinya, kepercayaan jadi mata uang utama.
Bukan cuma harga murah, bukan cuma desain keren — tapi trust.


3. Psikologi Pembelian Modern

Ada empat hal yang bikin orang akhirnya beli:

🔹 Trust (Kepercayaan) – Tanpa percaya, gak ada transaksi.
🔹 Proof (Bukti nyata) – Testimoni asli jauh lebih kuat dari iklan menggebu.
🔹 Relevance (Relevansi) – Produk harus terasa “ini tuh buat aku banget.”
🔹 Urgency (Momentum emosional) – Diskon tanpa alasan = spam. Tapi promo yang menyentuh emosi = efektif.


4. Desire Lebih Kuat dari Kebutuhan

Orang nggak beli karena mereka butuh.
Mereka beli karena mereka ingin jadi versi lebih baik dari diri mereka sendiri.

Mau tampil lebih percaya diri.
Mau terlihat lebih muda, lebih sehat, lebih islami, lebih peduli lingkungan.

Desire menggerakkan lebih cepat daripada logika.


5. Cerita Lebih Melekat daripada Produk

Contohnya begini:
Kamu jual krim pencerah wajah.
Kalimat A: “Mengandung bahan aktif untuk mencerahkan kulit.”
Kalimat B: “Bantu kamu tampil percaya diri saat bertemu orang penting.”

Yang mana lebih nyantol di hati?
Jelas yang B. Karena orang beli perasaan, bukan bahan aktif.


6. Gunakan Bahasa Manusia, Bukan Bahasa Katalog

Banyak brand terlalu sibuk menjelaskan fitur:

“Mengandung vitamin C, Niacinamide, dan SPF 30.”

Padahal audiens ingin mendengar:

“Bikin kamu tampil segar dan percaya diri tanpa makeup.”

Jadi, berhenti jualan fitur —
dan mulai jualan cerita & perubahan.


7. Brand yang Dipercaya, Menang Sebelum Iklan

Brand yang kuat nggak harus teriak lewat iklan besar.
Karena reputasi, cerita, dan kepercayaan sudah lebih dulu bicara.

Mereka nggak cuma dikenal — tapi dianggap relevan dan dipercaya.


8. Pertanyaan Penting untuk Evaluasi Brand Kamu

Sebelum pasang iklan, tanya ini ke diri sendiri:

  1. Apakah orang percaya pada brand saya?

  2. Apakah saya memberi alasan emosional untuk memilih saya?

  3. Apakah brand saya relevan dengan kehidupan mereka?

Kalau tiga hal itu belum kuat,
maka belum saatnya scale up, karena pondasinya belum kokoh.


9. Kesimpulan

Banyak brand besar lahir bukan karena keberuntungan,
tapi karena mereka memahami siapa mereka dan untuk siapa mereka.

Positioning bukan sekadar tagline.
Itu adalah tempat di kepala dan hati audiens.

Dan kalau kamu nggak menentukan posisimu —
pasar yang akan menentukannya untukmu.


🎥 Tonton videonya di YouTube di sini
📖 Baca artikel sebelumnya – EPS. 12: Apa Itu Metode Demand Driven Ideation?

Positioning itu seperti akar pohon.
Tanpa akar yang kuat, daunmu mungkin hijau — tapi sebentar lagi gugur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *