free stats

Rahasia Retargeting Soft Sell: Menjual Tanpa Terlihat Menjual


Halo teman-teman,

Pernah nggak kamu merasa risih lihat iklan yang terlalu maksa jualan? 
“Diskon besar! Beli sekarang!” — bahkan sebelum kamu tahu produknya apa, kamu udah pengen skip duluan.

Nah, di sinilah seni retargeting soft sell berperan.
Alih-alih menekan audiens buat beli, strategi ini fokus pada membangun hubungan dan menumbuhkan kepercayaan.
Dan anehnya, justru pendekatan seperti inilah yang sering bikin penjualan naik secara alami.


1. Fokus pada Edukasi, Bukan Transaksi

Orang nggak langsung beli produk — mereka beli pemahaman.
Jadi, di tahap retargeting awal, berikan nilai edukatif dulu.

Misalnya:

  • Buat video pendek “cara memilih parfum sesuai kepribadianmu” (kalau kamu jual parfum).

  • Atau carousel tips “5 alasan kenapa iklanmu belum konversi” (kalau kamu jual jasa iklan).

Dengan cara ini, audiens merasa dibantu, bukan dijualin.


2. Gunakan Format Cerita dan Testimoni

Soft sell paling efektif kalau kamu pakai cerita nyata.
Ceritakan kisah pelangganmu atau pengalaman pribadi yang relevan.

Contoh:

“Awalnya saya juga nggak yakin belanja online parfum, takut aromanya nggak cocok. Tapi ternyata wanginya tahan lama banget dan dapat banyak pujian!”

Kalimat sederhana seperti ini punya kekuatan lebih besar daripada CTA yang memaksa.


3. Bangun Kedekatan Lewat Konten Ringan

Gunakan Story Ads atau Reels Ads dengan gaya ringan — seperti ngobrol ke teman.
Kamu bisa pakai behind the scene, tips singkat, atau Q&A sederhana.

Contohnya:

“Banyak yang tanya, kenapa iklan saya bisa tetap perform meski budget kecil? Nih rahasianya…”

Nada seperti ini terdengar friendly, bukan promosi agresif.


4. Arahkan ke Aksi dengan Halus

Walaupun soft, retargeting tetap harus mengandung ajakan bertindak.
Bedanya, CTA-nya tidak to the point seperti “Beli Sekarang”, tapi lebih lembut dan menggoda.

Contoh CTA lembut:

  • “Coba lihat detailnya di sini 👇”

  • “Mungkin ini solusi yang kamu cari…”

  • “Kamu bakal paham setelah lihat sendiri hasilnya 😌”

Audiens akan lebih tertarik karena mereka merasa memilih sendiri, bukan dipaksa beli.


5. Konsisten Bangun Trust

Soft selling adalah permainan jangka panjang.
Jangan berharap hasil instan, tapi nikmati prosesnya.

Gunakan retargeting berlapis:

  1. Edukasi →

  2. Cerita/testimoni →

  3. Penawaran lembut →

  4. Penawaran langsung

Dengan flow ini, kamu membangun hubungan dulu — baru melakukan penjualan yang berlandaskan trust, bukan tekanan.


🎓 Ikuti Webinar “Digital Marketing Tingkat Lanjut”

Khusus buat kamu yang mau belajar strategi membangun trust dan retargeting efektif tanpa maksa jualan,
jangan lewatkan webinar eksklusif ini!

📅 Tanggal: Sabtu, 29 November 2025
🕘 Waktu: 09.00 – 16.00 WIB
🎯 Topik: Mindset Pebisnis Online, Strategi Meta Ads, Funnel & Scaling
🎁 Bonus Eksklusif:

  • E-Course senilai Rp6.000.000

  • Video Recording

  • E-Certificate

  • Voucher Shopee Rp50.000

💸 Biaya pendaftaran: Rp100.000
👉 Daftar sekarang di: https://yoshugimedia.com/webinar-bisnis-online/


Kesimpulan:
Retargeting soft sell bukan berarti lemah — justru ini strategi canggih untuk membangun koneksi emosional dan mendorong konversi tanpa tekanan.
Orang suka beli dari yang mereka percaya, bukan dari yang paling sering muncul di feed.

➡️ Artikel Sebelumnya: Cara Meningkatkan Engagement Iklan dengan Teknik Storytelling
➡️  Kembali ke Home: https://yoshugimedia.com/

Nantikan artikel berikutnya di batch 2 hari ke-2: “Rahasia Interest Layering untuk Menemukan Audiens Potensial Lebih Tepat Sasaran.”
Kita akan bahas cara menyusun target iklan yang lebih akurat dan hemat budget.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *